Jumat, 12 Agustus 2016

Pengalaman 3 Tahun SMA

Seharian ini hujan dan kawan setianya si mendung terus menerjang Ciledug yang selalu dipenuhi hiruk-pikuknya. Akas pergi ke sekolah, Mama pergi halal-bihalal dan Papa kerja. Hanya ada gua dan Obon (baca: kucing) di dalam rumah yang gelap ini dan sesaat lagi akan gua tinggalkan selama beberapa tahun kedepan. Suasana ini membuat gua melayang kembali kepada kenangan selama 3 tahun terakhir, kenangan SMA tentunya.

Masih ingat betul ketika pertama kali duduk di salah satu ruang kelas SMA untuk mengikuti tes minat dan bakat yang akan digunakan sebagai penentu jurusan yang akan ditempuh selama 3 tahun kedepan. Dengan potongan cepak yang norak, ditambah dengan potongan garis di kedua sisi mengikuti Neymar (Neymar sendiri hanya satu sisi dan dikemudian hari kusadari ternyata gaya rambut tersebut sangatlah norak dan terlihat kampungan) gua buru-buru memasuki kelas dan duduk di salah satu kursi. Sesaat sebelum ujian dimulai, murid yang duduk di sebelah kanan gua menjulurkan tangannya dan dengan ramahnya menyapa. Siapa sangka ternyata dikemudian hari murid tersebut menjadi pacar cewek yang pernah gua sayang. Setahun berjalan gua merasa dunia SMA jauh lebih indah daripada SMP karena mengenal teman baru, pengalaman baru, pelajaran baru, kantin murah dan lainnya.

Dua tahun berjalan gua belajar banyak hal dari SMA ini. Meski bukan SMA di bilangan Jakarta Selatan yang terkenal hitz-nya (dan pusat cewek badai tentunya) gua mendapatkan banyak pengalaman dan tantangan yang membuat diri gua lebih dewasa dan tidak kuper dalam pergaulan. Bicara tentang pergaulan, gua memang rada bego dalam pergaulan sampe temen gua yang bernama Angga bilang "Rel, lu pinter dalam pelajaran tapi bego dalam pergaulan" Dan sampe sekarang kata-kata tersebut terpatri dalam otak gua, bukan sebagai cap tapi sebagai cambuk biar gua lebih sociable dan tidak memandang sebelah mata ilmu pergaulan.

Di masa SMA ini gua juga mengenal sesosok cewek hebat yang menjadi sahabat gua hingga sekarang, namanya Yasmin. Cewek Batak-Karo ini memang batu banget, tapi cewek ini berkepribadian unik dan setia banget sama temen apalagi sahabat sendiri. Sempet suka sama cewek ini tapi dianya lagi suka sama cowok lain. Setelah itu hubungan gua sama dia kadang deket, kadang renggang. Tapi walau bagaimanapun gua tetap menganggap dia sebagai sahabat terbaik gua sampai saat ini.

Selain Yasmin, Masa SMA gua makin berwarna gara-gara munculnya Nanda yang pernah mewarnai hati gua. Cewek betawi ini gak bisa ditebak isi hatinya. Orangnya riang, blak-blakan, dan pinter jaga diri. Gua susah banget move on dari cewek satu ini. Meskipun gua gak pernah pacaran sama dia tapi entah kenapa gua sayang banget sama cewek satu ini. Sekarang dia udah ada yang punya, mudah-mudahan cowoknya sekarang lebih peduli sama dia.

Satu lagi cewek yang penting dalam masa SMA gua. Ayu namanya. Gua jatuh cinta pada pandangan pertama sama ini cewek. Dia cewek pertama yang gua suka di SMA. Manis banget ini cewek kaya gula jawa (dan dia memang orang Jawa). Gua ngerasa ada suatu hal antara dirinya dan Nyokap gua yang sama (entah karena bulan lahirnya sama atau hal lainnya). Sekarang dia pacaran sama cowok dj dan gua sama cowoknya pernah slek cukup lama. Dan anaknya rada nyebelin dan kadang kurangajar.

Selain cewek diatas, hidup gua di SMA juga dipenuhi oleh orang-orang hebat dan inspiratif serta rada jail. Ada Aceng, Panji, Juan, Firza, Angga, Faadhil, Adri, Rendy, Dewa, Ninis, Lesi, Nindya, Nabmed, Saskia, , Nobi dan Ican. serta anak-anak lain yang saking banyaknya gak mungkin gua tulis disini satu-persatu.

Pertama sohib gua Aceng. Cowok peranakan Tionghoa-Betawi ini orangnya beda dari yang lain. Disaat yang lain mabok sama film dan musik barat, film dan musik korea, film (yang ini sebagian besar bergenre blue) dan musik jepang, dia sendiri mabok sama nostalgia sejarah Jerman dan Russia. Anaknya pinter apalagi dalam urusan sejarah. Sempet dibilang ganteng sama seorang anak cheers dan dikira dari SMP Penabur padahal kagak. Gua masih inget nasehat dari dia buat gua karena dia menjadikan Trotsky sebagai bahan nasehatnya (Saking sejarahnya ini anak dia bawa-bawa Trotsky) Alhamdulillah sekarang dia dapet di UNJ.

Kedua Si Juan. Ini anak emang bikin gua bingung dari pertama kali sholat Dzuhur di Masjid Sekolah sampe sekarang karena keunikan dan kelakuannya. Gua masih inget ketika dia duduk di shaf paling depan masjid dan baca doa dalam bahasa arab yang fasih. Awalnya gua kira dia non-muslim secara dia dari SMP Recis Bogor dan namanya Kristen pula, ternyata dia seorang muallaf. Sikapnya kadang menyebalkan dan sering membuat orang lain jengkel, tapi dibalik itu Allah memberikan dia karunia ilmu yang melimpah dan kehebatan dalam bahasa dan ilmu agama. Dari dia gua menyedot ilmu yang gak kehitung banyaknya, dari pola pikir, agama, pelajaran dan lainnya.

Ketiga Firza dan Panji. Firza anaknya baik banget dan sangat dermawan. Anaknya pinter banget dan gagah serta badannya menjulang tinggi diantara murid kebanyakan. Dia pinter banget dalam bidang Ekonomi. Pinter juga di bidang Matematika, Sejarah dan Bahasa Indonesia. Ini anak emang anak panutan di Angkatan IPS. Kalau Panji anaknya baik banget dan pikirannya sangat sangat visioner dan bijak. Selalu berpikiran kritis dan aktif di organisasi dan kepanitiaan sekolah. Dia sohib gua selama satu tahun terakhir ini yang telah memberikan gua banyak hal. Sekarang Panji dan Firza kuliah di FE UI, keren yak.

Keempat ada Faadhil dan Angga. Mereka berdua anaknya asik banget dan peduli sama temen. pas kelas 10 dan 11 awal deket banget sama mereka bahkan gua sama mereka udah kayak trio. Semenjak ada masalah sama angga pas kelas 11 semester dua, hubungan gua sama mereka jadi renggang dan sampe sekarang gua udah gak begitu deket lagi sama mereka. Sekarang Angga kuliah di Undip dan Faadhil di Binus.

Kelima ada Ninis, Lesi, Adri, Dewa, Rendy, Nobi, Saskia, Nabmed dan Nindy. Ninis itu anaknya kocak, suaranya apalagi wkwk. Baik banget anaknya dan rumahnya sering dijadiin markas singgah sama gua dan temen-temen lainnya sepulang dari sekolah karena jaraknya yang deket banget dari sekolah, sekarang dia kuliah di Ilmu Komunikasi UNS. Adri dan dewa temen gua dari kelas 10, mereka anaknya asik banget dan seru apalagi kalau udah main futsal beuh jago mereka berdua. Adri sering nemenin gua kemana-mana dan gua juga sering nemenin dia, pokoknya dia udah kayak bro gua sendiri. Kalau dewa anaknya baik banget dan suka tolongin temen dan kalau udah main ps udah seneng banget doi. Kalau Nobi dan saskia mereka berdua kerjaannya pacaran mulu wkwk katanya ampe sekarang masih gandengan tangan mulu di kampus (mereka berdua anak FE UI sekarang) Nobi anaknya gaul dan friendly sedangkan Saskia "bocah" banget tapi otaknya encer banget. Kalau Rendy anaknya stylish-stylish korea gitu dan anaknya setiakawan banget dan dia juga suka tolongin temen. Kalau Nabmed anaknya baik, anak guru juga wkwk dan paling enak kalau jadi tempat cerita kami semua dan kalau lagi ngobrol masalah sekolah anaknya seru banget. Yang terakhir adalah Nindy, anaknya baik dan sebenarnya gua sendiri kurang begitu deket sama dia dan dia makin mendekati akhir sma makin jarang dateng ngumpul. Gak banyak yang bisa gua ceritain tentang nindy. Intinya gua adri ninis lesi dewa rendy nobi saskia nabmed nindy udah layaknya keluarga. Sekarang kami semua telah berpisah karena kuliah yang mencar-mencar.

Itulah yang bisa gua ceritain tentang sma dan anak-anak yang berperan besar mengisi hidup gua selama SMA. Kadang kalau mengingat kembali masa SMA gua rasanya campur aduk banget. Sekarang tinggal kenangan saja dan mereka semua (dan gua juga) sudah memiliki kesibukan masing-masing dan akan menemukan teman atau keluarga baru di tempat kuliah . Gua berharap mereka semua akan sukses dengan jalan mereka masing-masing, Aamiin.


Yogyakarta, 13 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar